Wahai saudaraku apakah engkau dapat menjamin umurmu panjang
beberapa saat lagi? Apakah engkau tahu, atau seseorang mengabarkan
padamu tentang kapan engkau bakal mati?
Jika tidak, maka boleh jadi kematian akan menjemputmu setelah
setahun, sebulan, seminggu, sehari, sejam atau sedetik kemudian. Semua
itu serba mungkin, selama kita tidak tahu kapan ajal kita akan datang.
Wahai saudaraku kematian tidak hanya mengetuk pintu orang yang
sakit, tidak pula orang yang lanjut usia saja, tetapi juga orang-orang
yang sehat walafiat, orang dewasa, pemuda bahkan sampai bayi yang masih
menetek di pangkuan ibunya.
Hey saudaraku apa sih yang sudah kau siapkan untuk bekal kehidupan sesudah mati ? sudah merasa siapkah engkau bila kapanpun malaikat Izroil mencabut nyawamu???.
Ya pertanyan diatas seharusnya kita tanyakan pada diri kita sendiri. Cobalah kita renungkan sendiri berapa lama waktu dalam sehari saja yang kita gunakan untuk bekal akhirat untuk sekedar sholatpun yang hanya sedikit waktu yang di butuhkan kita selalu mengakhirkannya. Belum lagi apa yang telah kita lakukan (perjuangan) pada agama kita. Kita sebagai mahasiswa yang setiap hari selalu sibuk belajar tentang ilmu dunia saja tidak sedikitpun kita gunakan waktu kita untuk belajar agama (coba renungkan berapa jam yang bisa kita sisihkan untuk belajar agama). Apakah tujuan kita hanya belajar ilmu dunia Untuk mendapat kerja, biar kaya lalu menikah, makan enak setelah itu……dan setelah itu ya mati-mati-mati dan mati apakah hanya seperti hidup kita itu lalu apa bedanya kita dengan hewan ??? tidak ada bedanya.
Kehidupan akhirat sedang menunggu kita Di sana setiap
manusia akan mempertanggung jawabkan semua amal perbuatannya di dunia di
hadapan Allah. Kemudian dia akan mendapatkan balasan atas apa yang
telah diperbuat. Apakah ia mendapatkan keselamatan atau siksa, sangat
ditentukan oleh amalnya selama di dunia. Prinsipnya, dunia adalah
tempat menanam dan akhirat tempat memanen.
Di
sinilah letak pentingnya mengingat kematian. Setiap Muslim berpeluang
untuk menyimpang dari jalan lurus. Jalan yang diyakininya dapat
mengantarkan untuk memperoleh kebahagiaan di dunia dan keselamatan di
akhirat. Dengan mengingat kematian, ia akan teringat kepada misi
hidupnya. Ia akan ingat bahwa semua perbuatannya akan
dipertanggungjawabkan. Yang kemudian, ia berupaya kembali pada jalan
benar.
Mengingat
kematian, menurut Imam Al-Ghazali, dapat pula mengobati jiwa yang
sakit, menyegarkan spiritual yang letih, serta membangun kembali
kekuatan dan energi batiniah yang tidak berdaya. Maka semakin banyak
mengingat kematian, semakin meningkat pula ketekunan dan optimisme
dalam melaksanakan hak-hak Allah SWT, di samping semakin ikhlas dalam
beramal.Mengingatkematian adalah sarana yang tepat untuk mensucikan jiwa, meredam
gejolak nafsu dan melembutkan hati. Sebaliknya lupa akan kematian akan
menyebabkan tidak terkontrolnya nafsu, kerasnya hati, sehingga ia lupa
terhadap kewajibannya sebagai manusia.
Saudaraku perbanyaklah mengingat akan mati siapkan bekal-bekalnya sebelum kematian menjemput kita.
ingat mati ingat mati ingat mati ingat mati ingat mati ingat mati ingat mati ingat mati
Jumaat, 4 Mac 2011
Apakah Engkau Jamin Umurmu Masih Panjang
Dicatat oleh nazirah di Jumaat, Mac 04, 2011
Langgan:
Catat Ulasan (Atom)
0 ulasan:
Catat Ulasan